Jakarta – Pelemahan data PDB dan klaim tunjangan pengangguran AS telah melambungkan harga emas. Tapi, bersiaplah konsolidasi setelah dua hari beruntun menanjak.
Berdasarkan data CNBC, pada perdagangan Jumat (31/5/2013) hingga pukul 13.00 WIB, harga emas internasional ditransaksikan menguat US$6 (0,43%) ke level US$1.417,5 per troy ounce.
Ariston Tjendra, kepala riset Monex Investindo Futures mengatakan, harga emas mendapatkan dukungan dari melemahnya data Produk Domestik Bruto (PDB) dan klaim tunjangan pengangguran AS semalam. “Harga sudah mencapai US$1.421,8 per troy ounce dan berada di Moving Average (MA)200 grafik 4 jam,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (31/5/2013).
Karena itu, kata dia, emas berpotensi untuk penguatan lanjutan. Tapi, untuk itu harga harus melampaui level tertinggi hari ini US$1.421,80 dengan potensi target ke area US$1.428-1.430 per troy ounce.
Hanya saja, lebih jauh dia menjelaskan, secara teknikal, kenaikan harga emas selama dua hari beruntun, bisa mendorong harga melakukan konsolidasi terlebih dahulu mendekati area suport US$1.411 per troy ounce. “Sementara penembusan level support US$1.411 tersebut, berpotensi melemah kembali ke area US$1.394 per troy ounce yang merupakan Moving Average (MA)200 grafik 30 menit,” ucapnya.
Sore ini, lanjut dia, beberapa data ekonomi dari kawasan Eropa bisa menjadi market mover untuk emas. Antara lain, data penjualan ritel Jerman, belanja konsumen Perancis, Consumer Price Index (CPI) zona euro, tingkat pengangguran zona euro. “Memburuknya data-data Eropa ini bisa menekan harga emas dan sebaliknya,” tandas dia.
Sementara nanti malam, data-data ekonomi AS akan dirilis seperti data belanja personal, Core PCE Price Index, Chicago PMI dan data survei sentimen konsumen. Membaiknya data AS akan dikaitkan dengan pengetatan moneter dan berujung pada penguatan dollar AS. “Jika ini yang terjadi, harga emas bisa tertekan. Begitu juga sebaliknya jika data AS memburuk,” imbuhnya.
Rekomendasi Untuk Anda
0 komentar:
Posting Komentar